Sabtu, 27 April 2013

Car Free Day

 
Car Free Day merupakan budaya baru bagi masyarakat Kota Jakarta sebagai ajang bersosialisasi dengan teman maupun keluarga dan juga sebagai sarana kesehatan jasmani yang bebas dari polusi. Kegiatan Car Free Day ini berupaya mengurangi pencemaran udara yangtelah tercemari oleh asap kendaraan bermotor. Dalam tulisan ini, akan mengungkap lahirnyaCar Free Day di Kota Jakarta, mengulas upaya institusi lokal mencetuskan program Car FreeDay dan menemukan aktivitas-aktivitasnya, demikian pula dengan dampak sosial maupunlingkungan sosialnya setelah berjalannya Car Free Day. Terukur setelah kegiatan Car Free Day bahwa gas polutan turun secara signifikan CO berkurang 67%, NO berkurang 80% dan debu berkurang 34%. Kegiatan Car Free Day selain berdampak positif bagi lingkungan ternyatamempunyai tujuan khusus untuk “Memasyarakatkan Olahraga”.

Hiruk-pikuknya lalu lintas Kota Jakarta dan buruknya kualitas udara menjadikan alasan BadanPengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta mengadakan program Car FreeDay, dalam program ini seluruh kendaraan bermotor mulai dari Patung Pemuda Jalan Sudirmansampai Patung Arjuna Jalan M.H Thamrin, sejak pukul 06.00 WIB sampai pukul 10.00 WIBtidak diperkenankan melewati jalan tersebut. BPLHD DKI Jakarta bekerja sama dengan PoldaMetro Jaya dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, dikerahkan di bagian titik-titik tertentu gunamengamankan jalannya Car Free Day. Kendaraan yang diperbolehkan untuk melewati kawasanCar Free Day adalah angkutan umum rute tetap, seperti Bus Transjakarta dan angkutan umumrute lainnya yang biasa melalui jalur lambat, serta kendaraan yang non-polusi seperti sepedadan motor listrik. Untuk kendaraan pribadi diharapkan mencari rute jalan alternatif lainnya untuk  menghindari kawasan Car Free Day.

Peliknya masalah lalu lintas terkait akan pemekaran Ibukota Jakarta, beberapa perumahan- perumahan dibangun, tumbuh pesatnya gedung-gedung, dan meningkatnya modernisasimasyarakat akan penggunaan kendaran bermotor. Juni 2009 terdaftar 9.993.867 kendaraanyang melintas di jalanan. Hal ini yang diungkapkan oleh Bintarto tentang timbulnya permasalahan baru di perkotaan:Masalah-masalah yang ditimbulkan sebagai akibat pemekaran kota adalah masalah perumahan, masalah sampah, masalah di bidang kelalulintasan, masalahkekurangan gedung sekolah, masalah terdesaknya dari persawahan di perbatasanluar kota dan masalah administratif pemerintahan. Kemudian timbul dari keadaandarurat tersebut diatas pelbagai bentuk kriminalitas dan polusi yang sangatmenganggu ketenangan kota. Dengan demikian nampak bahwa gejala-gejala fisik,sosial, ekonomi yang negatif ini ditimbulkan karena makin berkurangnya dayatampung kota dan kurangnya kesadaran terhadap etik lingkungan.

Dengan meningkatnya pengguna kendaraan bermotor pemerintah kota mesti peka terhadapmasalah-masalah yang timbul di Kota Jakarta. Apalagi sebagian masyarakat Kota Jakarta belum tumbuh kepedulian akan lingkungannya. Alhasil, Kota Jakarta yang minim akan paru- paru kota, kini harus menghadapi polusi udara. Masyarakat kota pada umumnya masihdisibukkan oleh urusan pekerjaannya yang lupa akan permasalahan yang timbul di Ibukota.