Car Free Day merupakan budaya baru bagi masyarakat Kota
Jakarta sebagai ajang bersosialisasi
dengan teman maupun keluarga dan juga sebagai sarana kesehatan jasmani yang bebas dari polusi. Kegiatan Car Free Day ini
berupaya mengurangi pencemaran udara yangtelah tercemari oleh asap kendaraan
bermotor. Dalam tulisan ini, akan mengungkap lahirnyaCar Free Day di Kota
Jakarta, mengulas upaya institusi lokal mencetuskan program Car FreeDay dan
menemukan aktivitas-aktivitasnya, demikian pula dengan dampak sosial maupunlingkungan
sosialnya setelah berjalannya Car Free Day. Terukur setelah kegiatan Car Free
Day bahwa gas polutan turun secara
signifikan CO berkurang 67%, NO berkurang 80% dan debu berkurang 34%.
Kegiatan Car Free Day selain berdampak positif bagi lingkungan ternyatamempunyai
tujuan khusus untuk “Memasyarakatkan Olahraga”.
Hiruk-pikuknya
lalu lintas Kota Jakarta dan buruknya kualitas udara menjadikan alasan BadanPengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI
Jakarta mengadakan program Car FreeDay, dalam program ini seluruh
kendaraan bermotor mulai dari Patung Pemuda Jalan Sudirmansampai Patung Arjuna Jalan M.H Thamrin, sejak
pukul 06.00 WIB sampai pukul 10.00 WIBtidak diperkenankan melewati jalan
tersebut. BPLHD DKI Jakarta bekerja sama dengan PoldaMetro Jaya dan Dinas
Perhubungan DKI Jakarta, dikerahkan di bagian titik-titik tertentu
gunamengamankan jalannya Car Free Day. Kendaraan yang diperbolehkan untuk
melewati kawasanCar Free Day adalah angkutan umum rute tetap, seperti Bus
Transjakarta dan angkutan umumrute lainnya
yang biasa melalui jalur lambat, serta kendaraan yang non-polusi seperti
sepedadan motor listrik. Untuk kendaraan pribadi diharapkan mencari rute jalan
alternatif lainnya untuk menghindari
kawasan Car Free Day.
Peliknya masalah lalu lintas terkait akan pemekaran
Ibukota Jakarta, beberapa perumahan- perumahan
dibangun, tumbuh pesatnya gedung-gedung, dan meningkatnya modernisasimasyarakat akan penggunaan kendaran bermotor. Juni 2009
terdaftar 9.993.867 kendaraanyang melintas di
jalanan. Hal ini yang diungkapkan oleh Bintarto tentang timbulnya permasalahan
baru di perkotaan:Masalah-masalah yang ditimbulkan sebagai akibat pemekaran
kota adalah masalah perumahan, masalah
sampah, masalah di bidang kelalulintasan, masalahkekurangan gedung sekolah, masalah terdesaknya dari persawahan di
perbatasanluar kota dan masalah administratif pemerintahan. Kemudian
timbul dari keadaandarurat tersebut diatas
pelbagai bentuk kriminalitas dan polusi yang sangatmenganggu ketenangan
kota. Dengan demikian nampak bahwa gejala-gejala fisik,sosial, ekonomi yang negatif ini ditimbulkan karena makin berkurangnya
dayatampung kota dan kurangnya kesadaran terhadap etik lingkungan.
Dengan meningkatnya pengguna kendaraan bermotor
pemerintah kota mesti peka terhadapmasalah-masalah yang timbul di Kota Jakarta.
Apalagi sebagian masyarakat Kota Jakarta belum tumbuh kepedulian akan
lingkungannya. Alhasil, Kota Jakarta yang minim akan paru- paru kota, kini harus menghadapi polusi udara. Masyarakat
kota pada umumnya masihdisibukkan oleh urusan pekerjaannya yang lupa akan
permasalahan yang timbul di Ibukota.